Pembunuh berantai, kanibal, pedofil dan necrofil (berhubungan seks dengan mayat), itulah kejahatan yang tercatat dalam sejarah seseorang kriminal dengan nama, Tsutomu Miyazaki. Aksi pembunuhan dan pemerkosaan terhadap 4 gadis di bawah umur membuat Tsutomu Miyazaki dinobatkan sebagai psikopat terkejam sepanjang sejarah Jepang. Tidak hanya itu, dia juga meminum darah dan menyimpan potongan tubuh korban korbannya. Sehingga Tsutomu bahkan mendapat beberapa julukan yang di antaranya, otaku killer, Drakula Miyazaki, hingga The Little Girl Murderer. Berikut profil dari Tsutomu Miyazaki.
Menurut beberapa catatan profil kasus dari kasus Tsutomu Miyazaki, ia merupakan anak orang kaya. Ayahnya, Katsumi Miyazaki adalah pemilik jaringan koran Itsukaichi memiliki hubungan terlarang dengan salah satu saudari kandungnya. Pria yang lahir pada bulan Agustus tahun 1962 ini adalah bayi prematur. login sbobet Sehingga fisik Tsutomu tidaklah sempurna, ia memiliki cacat bawaan sejak lahir berupa tidak memiliki tulang pergelangan tangan, yang membuat lengannya tidak bisa dibengkokkan.
Sejak kecil Tsutomu sudah menunjukkan kelainan, seperti memakan abu kremasi kakeknya sendiri. Ia bahkan memiliki keinginan untuk bunuh diri sejak kematian kakeknya. Hal itu terjadi karena Tsutomu hanya mendapatkan kasih sayang dari sang kakek sehingga membuat ia sangat dekat dengan kakeknya. Pada masa sekolah, Tsutomu sering menjadi korban perundungan dan hanya memendamnya sendiri. Tidak ada teman yang ingin dekat dengannya.
Tsutomu pun menjadi seorang pendiam dan suka menyendiri. Sehingga Tsutomu lebih sering membaca komik manga dan menggambar. Mungkin karena perlakuan teman-temannya, sehingga Tsutomu menjadi seseorang yang berperilaku aneh. Secara akademik di sekolah, tadinya Tsutomu seorang siswa yang berprestasi karena https://www.jeannineswestlakevillage.com/ hingga kemudian dengan tiba-tiba nilainya turun secara drastis dengan berada di peringkat ke 40 dari 56 siswa di kelasnya.
Kecintaan Tsutomu pada buku-buku komik dan ia menjadi tidak suka dengan PR yang telah membuat nilai nilainya terus menurun. Ia pun gagal masuk ke Universitas Meiji dan impiannya untuk menjadi guru bahasa Inggris pun sirna. Akhirnya pada saat kuliah ia mengambil jurusan fotografi secara terpaksa. Tapi, menurut pengakuan teman-temannya, Tsutomu hanya hadir pada acara-acara besar kampus saja. Setelah lulus kuliah, Tsutomu pindah kembali ke rumah orang tuanya dan berbagi kamar dengan adik perempuannya. Tsutomu merasa adik perempuannya membencinya, tetapi ia memiliki hubungan yang lebih dekat dengan kakak perempuannya.
Adik-adiknya sering mengolok-olok Tsutomu dengan sebutan si “tangan lucu”. Mereka pun sering mengolok kakaknya seolah kesengsaraan yang dialami Tsutomu tidak akan pernah sembuh. Disaat Tsutomu mulai mencari korban korbannya, ia sering memutilasi tangan para korban, seolah ingin memaksa anak anak kecil tanpa dosa itu untuk merasakan cacat seperti yang dialami Tsutomu.